Laman

Selasa, 30 Juni 2009

Mencoba Menjadi Penyair

seonggok otak dengan kebodohan
dengan sekepal kekuatan memanggil bunga yang mekar
salahkah merawat daun demi daun pada makhluk bernafas berwarna hijau
kalau nantinya dedaunan itu meranggas sebelum waktunya

tetesan air tiada artinya lagi pada dahan yang kering
hanyalah tanpa keindahan kabut embun di kala subuh
tiada memiliki segudang harta karun di dalam dongeng
kepintaran hanya setinggi dengkul
tak bisa diandalkan
cuma bagai topan yang meluluhlantakkan apa yang dilewatinya
dan awan gelap yang menutupi mentari yang bersinar dengan gagahnya
dan apapun terjangan ombak untuk menggoyahkan perahu nelayan

*memang semut tak segagah gajah
yang berkuasa dengan kebesarannya
tapi semut itu indah
berbaris rapi disetiap langkah langkahnya
cacat seakan hilang tak berbekas
sedikit orang yang menghargai semut

*hidangan manis yang terbuang
tak lagi dihiraukan
namun itu masih dihiraukan semut
makhluk kecil yang tak ingin melihat hal terbuang begitu saja
sungguh indah kehidupanmu semut
walaupun otakmu kecil namun sempat berfikir
tidak seperti otak yg besar namun hanya menyia-nyia

Tidak ada komentar: